Untuk tugas kelima kali ini dalam mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan kali ini saya akan berargumen mengenai
“Sanksi FIFA terhadap PSSI (Ditinjau dari sisi hak pemain dan penonton sepak
bola)”. Membicarakan soal tentang persepakbolaan Indonesia saat ini, sepertinya
tidak akan ada jalan yang terbaik yang dapat ditempuh. Karena permasalahan ini
timbul adanya dari pusat pemerintahan yang ada di Indonesia. Sepak bola adalah
cabang olahraga nomor satu di dunia, dimana semua masyarakat sangat
menyukainya, apa lagi dengan masyarakat yang sangat antusias sekali untuk
menikmati pertandingan sepak bola nasional yang sedang bergulir, mendukung
masing-masing club sepak bolanya yang tercinta. Cabang olahraga ini dapat
menyatukan kesatuan Nasionalisme negara dimana setiap daaerah dapat mendukung
penuh untuk memberikan semangat kesatuan terhadap Timnas Indonesia ketika
bertanding.
Siapa yang tidak bangga dengan tim sepak
bola Nasionalnya bisa berlaga di Asia maupun Dunia? Kini yang Indonesia rasakan
ialah permasalahan sepak bola yang masalahnya tidak pernah ada ujung perdamaian
antara PSSI dengan pemerintah. Yang semakin membuat prestasi sepak bola
Indonesia menurun. Sebut saja kasus yang saat ini sedang marak atau hangat
dibicarakan di media cetak ataupun televisi ialah sanksi yang diberikan oleh
FIFA terhadap Indonesia, yang mengakibatkan Indonesia terancam tidak bisa
tampil dalam setiap laga dimanapun bertanding. Begitu sangat miris sekali
mendengar berita seperti ini.
Banyak dampak yang telah terjadi akibat ulah kisruh
antara KEMENPORA (Kementrian Pemuda dan Olahraga) dengan PSSI (Persatuan
Seluruh Sepak Bola Indonesia) mulai dari klub bubar, gaji pemain terbengkalai, dan yang
termutakhir, citra Indonesia di level internasional tercoreng lantaran
Persipura gagal menggelar laga 16 besar Piala AFC. Kisruh kemenpora dengan PSSI
ini terjadi sejak kemenpora mengeluarkan pembekuan terhadap PSSI dan
dilanjutkan dengan sikap ngotot La Nyalla Mattalitti mempertahankan
legalitasnya.
Berkat terjadinya kisruh kejadian ini, maka dari
pihak FIFA pun turut berunding mengapa persepakbolaan Indonesia bisa terjadi
seperti itu. Setelah FIFA mempelajari semua kasus dan masalah yang dihadapi
antara kemenpora dengan PSSI maka FIFA menjatuhkan sanksi bagi Indonesia.
Hukuman yang dijatuhkan tersebut telah segera dan akan berlangsung hingga waktu yang belum ditentukan.
Selama masa hukuman, Indonesia kehilangan banyak hak
sepakbolanya, termasuk ikut serta dalam kejuaraan. Ada pengecualian, memang,
yang membuat Tim Nasional Indonesia tetap dapat ambil bagian di SEA Games.
Namun bukan itu poin utamanya. Lama atau tidaknya hukuman FIFA tergantung PSSI
sendiri.
Sebagaimana hukuman yang berlaku segera, pencabutan
hukuman pun dapat dilakukan dengan segera. Selama, tentu saja, PSSI mampu
memenuhi empat ketentuan pencabutan hukuman yang ditentukan FIFA. Ketentuan
pertama dari empat ketentuan tersebut adalah: Komite Eksekutif PSSI terpilih
dapat mengelola perkara PSSI secara mandiri dan tanpa pengaruh dari pihak
ketiga, termasuk kementerian (atau badan kementerian).
Ketentuan kedua berisi pengembalian kewenangan terhadap
tim nasional Indonesia kepada PSSI: Tanggung jawab mengenai tim nasional
Indonesa kembali menjadi kewenangan PSSI. Seperti ketentuan kedua, ketentuan
ketiga dan keempat juga berisi pengembalian kewenangan kepada PSSI (“tanggung
jawab mengenai semua kejuaraan PSSI kembali menjadi kewenangan PSSI atau liga
yang dibawahinya” dan “semua kesebelasan yang berlisensi PSSI di bawah regulasi
lisensi kesebelasan PSSI dapat berkompetisi di kejuaraan PSSI”).
Selama masa hukuman, PSSI kehilangan hak-hak keanggotaan
mereka di FIFA. Selain itu, semua kesebelasan Indonesia (tim nasional atau
klub) tidak dapat terlibat dalam kontak olah raga internasional. Hak-hak yang
hilang dan larangan yang berlaku termasuk hak untuk ikut serta dalam kejuaraan
FIFA dan AFC (Asian Football Confederation, Federasi Sepakbola Asia).
Hukuman yang dijatuhkan FIFA tidak hanya
membatasi hak-hak kesebelasan. Anggota dan pengurus PSSI juga tidak dapat
terlibat, termasuk sebagai peserta, dalam setiap program pengembangan bakat,
kursus, atau pelatihan yang diselenggarakan FIFA maupun AFC.
Secara khusus, dalam surat keputusannya, FIFA menyoroti
keikutsertaan tim nasional Indonesia di South East Asean Games 2015 (SEA Games
2015) di Singapura. Mengingat hal ini termasuk kontak olahraga internasional,
tim nasional Indonesia seharusnya tidak dapat ikut serta di cabang olahraga
sepakbola SEA Games 2015. Namun FIFA memberi pengecualian. Tim nasional
Indonesia dapat ikut serta di SEA Games 2015.
“Secara khusus dan tidak berhubungan dengan hukuman,
Komite Eksekutif FIFA telah memutuskan bahwa tim nasional Indonesia dapat
meneruskan keikutsertaan mereka di SEA Games hingga keikutsertaan mereka
berakhir,” bunyi pernyataan FIFA di surat resmi yang mereka keluarkan mengenai
penjatuhan hukuman terhadap PSSI.
Sebagai catatan, pertandingan-pertandingan di cabang
olahraga sepakbola SEA Games tidak termasuk dalam agenda FIFA sehingga hasil
pertandingan-pertandingannya tidak akan memengaruhi peringkat Indonesia di
ranking FIFA dan, karenanya, tidak menjadi kewenangan FIFA juga melarang
Indonesia ikut serta di SEA Games.
Begitu juga kompetisi sepakbola nasional yang masih
dapat bergulir tanpa pengaruh sanksi tersebut. Sementara itu secara terpisah
presiden Joko Widodo mengatakan mendukung langkah Menpora soal keputusannya
terhadap PSSI.
“Melihat permasalahannya harus lebih lebar. Kita ini
hanya ingin ikut di ajang internasional atau berprestasi di ajang
internasional?” sebut Jokowi dikutip dari CNN Indonesia.
“Jika hanya ingin ikut ajang internasional namun selalu
kalah, lalu kebanggaan kita ada dimana, itu yang saya ingin
tanyakan,” tambahnya.
“Kita selalu ikut ajang internasional namun selalu kalah.
Yang kita lakukan adalah pembenahan total, pembenahan total daripada kita punya
prestasi seperti ini terus sepanjang masa.”
Kurang lebih seperti itulah isi dari sanksi yang
didapatkan oleh Indonesia. Untuk saat ini kita masih dapat menyaksikan timnas
Indonesia bertanding di Sea Games 2015 Singapura, namun setelah itu nasib
persepak bolaan Indonesia entah akan dibawa kemana.
Sekarang ini dampak yang sangat dirasakan oleh sanksi
yang diberikan oleh PSSI membuat semangat para pemain club lokal menjadi
menurun, karna sudah tidak adanya liga yang bergulir, banyak kerugian yang
didapatkan oleh club-club lokal Indonesia.
Kalau
diteliti secara mendalam, makna dari sanksi FIFA terhadap Indonesia sangat
besar dan luas. Artinya, kerugian yang kita alami sangat besar. Kehilangan hak
untuk mengikuti pertandingan internasional berarti peluang pemain-pemain kita
baik klub maupun tim Nasional untuk meningkatkan kualitas sudah tidak ada
lagi. Kompetisilah yang membuat para pemain sepakbola menjadi lebih
berkualitas. Dengan bertanding melawan tim-tim dan klub-klub bermutu akan
banyak pelajaran yang diperoleh para pemain kita.
Kerugian
dalam aspek bisnis juga sangat besar. Apalagi dengan dibekukannya PSSI maka
dana sponsor tidak akan mengalir. Sementara dana bantuan pengembangan sepakbola
FIFA otomatis akan distop. Kerugian ini mempunyai efek berantai, mulai dari
pemain, klub, karyawan klub, pengelola dan karyawan lapangan, wasit dan juru
garis, bahkan sampai penjaja makanan yang selalu siap saat pertandingan
sepakbola berlangsung. Bagaimana dengan sponsor? Jelas dana akan disalurkan ke
sektor lain. Tentu saja sponsor juga akan rugi dengan kondisi seperti ini.
Alhasil, tidak ada yang untung.
Jika ditinjau
dari penonton sepak bola Indonesia, tentu saja sangat mengecewakan sekali untuk
para fans club bola yang didukungnya tidak dapat berlaga. Penonton sepak bola
Indonesia merupakan penonton yang paling fanatik terbesar di Asia apabila ada
sebuah pertandingan sepak bola yang sedang berlangsung, apalagi ketika timnas
Indonesia sedang berlaga untuk mengharumkan nama Bangsa.
Sebagai penonton sepak
bola yang sangat berperan penting bagi persepakbolaan banyak hal-hal yang
diharapkan kembali bagi bergulirnya laga lokal yang ada di Indonesia, karena
sebuah klub tanpa penonton itu bagaikan sayur tanpa garam, hambar rasanya jika
sebuah tim sepak bola tidak ada yang mendukungnya. Maka dengan penuh harap
semangat untuk mendukung kembali timnas Indonesia masih tetap ada, dukungan
tidak hanya untuk timnas saja namun klub-klub lokal yang lainnya juga seperti
itu.
Meski laga lokal
belum bergulir kembali, para pemain lokal yang ada di Indonesia tetap harus
memiliki semangat untuk berjuang dalam ikut berperan penting mendorong
terciptanya persepakbolaan Indonesia yang lebih baik.
Junior Albariy
Sumber : http://www.kompasiana.com/
0 komentar:
Posting Komentar